Cast :
KEZIA KARAMOY AS HERSELF
CHRISTY SAURA AS HERSELF
RANGGA MOELA AS ALVIN
CHERRYBELLE AS HERSELF
Genre :
FRIENDSHIP, HURT, SAD
Kesembilan gadis cantik-cantik ini tengah berada di halaman belakang rumah milik salah satu dari mereka. Kesembilan gadis itu sebut saja Kezia, Christy, Novi, Felly, Angel, Steffy, Ryn, Gigi, dan Cherly. Dan kini mereka berada di halaman belakang rumah Angel. Kesembilan gadis ini tengah duduk dibangku kuliah, mereka adalah teman dari SMP, meskipun saat SMA mereka berpisah mereka akan janji untuk tetap bersahabat selamanya.
Mereka sedang duduk melingkar, ditengahnya pun terdapat sebuah botol plastik. Mereka sudah bersiap dan saling mengucapkan janji. ‘Ayo Kezia cepet!” perintah Christy dengan cepat. Kezia menarik nafasnya dalam-dalam. “okey gue janji. Pertanyaan apapun bakal gue jawab, dan perintah apapun bakal gue laksanain” tegas Kezia sambil tersenyum kecut. Sebenarnya ia sudah menolak habis-habis an permainan yang menurutnya sangat konyol. Tapi kedelapan temannya tetap saja memaksa.
“okey, gue puter yaa” kata Cherly kemudian memutar botol plastik tersebut. Dalam hati Kezia berucap agar botol itu tidak berhenti dihadapannya. BINGO! Botol itu berhenti menghadap ke Novi. "Okey Nooey! truth or dare?” ujar Felly sambil tersenyum riang. Novi menatap teman-temannya yang sedang menatapnya dengan tatapan senang. “Truth aja deh, gue lagi males berdiri” jawab Novi seenaknya.
“lo naksir sama Alvin?” inilah truth yang dikeluarkan oleh salah satu diantara mereka, Christy. Novi menatap Christy heran. Bukankah Christy yang suka dengan Alvin? Batin Novi terheran-heran. Kalau memang Christy yang naksir Alvin, kenapa pertanyaan itu harus ia lontarkan pada Novi.
“engga” jawab Novi cepat. Ya memang tidak, Novi tidak pernah menyukai Alvin. Christy menatap Novi tajam. “truth itu jujur lho Nov, gak boleh bohong” nada bicaranya terdengar menyindir. Novi tersenyum kecut. “gue tau dan gue bukan anak TK” jawab Novi seadanya. Chrosty hanya menatap sinis kearah Novi. Bagaimana bisa Novi tak menyukai Alvin? Beberapa kali Christy suka melihat Novi sedang berdua dengan Alvin dikampus, kadang di perpustakaan, kantin, ataupun ngobrol berdua dikoridor. Mana mungkin salah satu dari mereka tidak ada yang memiliki perasaan lebih?
“udahlah, yang penting Novi berusaha jujur. Gue puter lagi ya” Steffy memustuskan tatapan tajam Christy kemudian memutar botol tersebut, agar semua mata fokus pada botol itu. “KEZIA!” pekik Felly senang. Kezia melongo, sedari tadi ia memang tidak memperhatikan kemana gerak-gerik botol itu. “gak usah bengong deh, truth or dare?” tanya Angel senang. Kezia terdiam kemudian berfikir sejenak. ‘kalau truth gue harus jujur, tapi mereka bakal nanya apa ya? Kalau gue pilih dare, kira-kira mereka bakal apa?’ batin Kezia tidak berhenti bergumam.
“Truth deh, gue gak mau kalian ngerjain gue lagi” kata Kezia mantap. Felly, Angel, dan Steffy malah cekikikan mendengar ocehan dari sahabatnya itu. Mereka ingat betul saat mereka bermain truth or dare minggu lalu, kezia memilih dare dan mereka pun menyuruh kezia tidur diluar. Bagaimana tidak menyebalkan?
“udah mandi belum?”
“udah mandi belum?”
“terakhir pacaran kapan?”
“lagi suka sama siapa di kampus?”
“lagi suka sama siapa di kampus?”
Kezia berdecak kesal. Bagaimana bisa semuanya melontarkan pertanyaannya. Kezia merapihkan sedikit rambutnya, menyelipkan rambutnya kebelakang dau telinganya. “oke, karena jawab doing gratis gue jawab semuanya” kata Kezia mantap kemudian membenarkan posisi duduknya.
“untuk pertanyaan Felly oke jujur, gue emang belom mandi. Gue mandi tadi pagi sebelum ke kampus, balik dari kampus gak mandi lagi” Kezia menjawabnya sambil cengengesan. “iihh bauuu” Felly, Steffy, Cherly, dan lainnya sontak menutup hidungnya, berlagak meledeki Kezia. “gak bau keles” Kezia mengangkat tangannya sendiri kemudian mengendus ketiaknya.
“dan jawaban dari Cherly, eeenngg terakhir itu pacaran kelas 2 SMA, pas mau naik kelas 3. Gue putusin Riyant karena mau fokus untuk ujian” jawab Kezia lagi. Dan tanggapan dari kedelapan temannya hanya ber-o ria.
“jawaban yang terakhir?” nada ucapan Christy terdengar sangat menyindir. Ia hanya ingin tahu siapa sih yang sedang disukai temannya ini. “gak ada, gue gak naksir siapa-siapa. Jujur gue belum move on dari Riyant” jawab Kezia lancar kemudian tersenyum.
“jawaban yang terakhir?” nada ucapan Christy terdengar sangat menyindir. Ia hanya ingin tahu siapa sih yang sedang disukai temannya ini. “gak ada, gue gak naksir siapa-siapa. Jujur gue belum move on dari Riyant” jawab Kezia lancar kemudian tersenyum.
“Alvin?” tiba-tiba Ryn menyeletuk membuat semua mata menatapnya bingung. Kezia pun ikut bingung, ngapain Ryn menanyakan perihal dirinya dan Alvin. Kezia memang tahu bahwa Alvin menyukainya, ia tahu dari Novi yang membantu Alvin untuk mendekati Alvin dengan Kezia. Tapi Kezia sendiri tidak terlalu menanggapi soal itu.
“cuma temen”
“cuma temen”
”kenapa jadi pada mellow? Puter lagi ya” Angel pun memutarkan botolnya. Kemudian tersenyum devil saat botol itu hampir menghabiskan tenaga untuk berputar. “gak pake lama, Truth or Dare Kez?” lagi-lagi botol itu menghadap ke arah Kezia, benar-benar membuat muak.
“dare deh, gue capek di ubek-ubek” jawab Kezia. Yang lain bertatapan bingung. “diubek-ubek? Apanya?” tanya Gigi polos. “kayak tadi tuh, nanya pada seenaknya”
“yaudah gue pilih dare deh, cepatan gue ngantuk nih” Kezia mengangkat tangannya kemudian melihat jam tangan kuning yang melingkar pada pergelangan tangannya yang berwarna kuning langsat.
“lo pacarin Alvin. Dalam waktu 3 hari lo harus udah pacaran, gak lama kok cukup 2 minggu”
“HAH?!?” kedelapan gadis itu menatap Christy kaget sambil membulatkan mulutnya.
“HAH?!?” kedelapan gadis itu menatap Christy kaget sambil membulatkan mulutnya.
***
Kezia duduk diatas kasur nya bersama Novi dan Felly, Kezia menatap kedua temannya yang memang lebih dekat dengannya dengan tatapan sayu. “gimana caranya gue pacarin Alvin coba?” ujar Kezia malas. Felly dan Novi menatap Kezia iba. “tapi itu yang udah lo pilih, lo juga udah janji sebelum permainan dimulai.” Jawab Felly membuat Novi mengangguk-angguk.
“mending lo deketin dia aja, terus lo ngomong tentang pacaran-pacaran gitu, pancing dia buat nembak lo” kata Novi diiringi anggukan dari Felly, pertanda bahwa ia setuju dengan ucapan temannya itu. “waktunya tinggal 2 hari lagi lho Kez, takut gak keburu” kata Felly pelan.
Kezia mengangguk mengerti. Kalau Kezia benar-benar manjadikan Alvin pacarnya, lalu bagaimana dengan Christy? Bukankah Christy menyukai Alvin? Tapi ini memang perintah dari Christy, kan? Jadi Kezia sudah yakin bahwa Christy akan tahu dampak dari ini.
TENNG!!
TENNG!!
Handphone Kezia berbunyi tanda sebuah pesan singkat masuk. Kezia membukanya kemudian tersenyum kecut.
From : Christy Unu
Inget ya lo gak suka sama Alvin, gue suruh lo pacarin dia hanya karena dare dari permainan kita. Jadi gue harap lo gak akan pernah ada rasa cinta. Inget lo!
Kezia masih tersenyum kecut. Ia benar-benar tidak yakin kalau ini hanya karena permainan mereka kemarin. Kezia yakin pasti ada maksud lain dari semua ini. Apa? Entahlah…
***
Kezia berdiri didepan sebuah kelas, yang didalam nya masih ada seorang laki-laki paruh baya memakai kacamata besar, seorang dosen yang sedari tadi belum keluar. Sesekali Kezia melongo ke dalam untuk memastikan, sudah keluarkah dosen tersebut. Ternyata jawabannya masih sama, belum.
From : Christy Unu
Inget ya lo gak suka sama Alvin, gue suruh lo pacarin dia hanya karena dare dari permainan kita. Jadi gue harap lo gak akan pernah ada rasa cinta. Inget lo!
Kezia masih tersenyum kecut. Ia benar-benar tidak yakin kalau ini hanya karena permainan mereka kemarin. Kezia yakin pasti ada maksud lain dari semua ini. Apa? Entahlah…
***
Kezia berdiri didepan sebuah kelas, yang didalam nya masih ada seorang laki-laki paruh baya memakai kacamata besar, seorang dosen yang sedari tadi belum keluar. Sesekali Kezia melongo ke dalam untuk memastikan, sudah keluarkah dosen tersebut. Ternyata jawabannya masih sama, belum.
Kezia terdiam memikirkan nasibnya, memikirkan apa yang akan dipikirkan oleh Alvin saat ia mendekatinya. Padahal Alvin tahu sejak dulu Kezia tidak pernah mendekatinya. Tapi sekarang, tiba-tiba…
“Kezia!” terdengar pekikan dari sebelah Kezia, membuat gadis berambut hitam itu menoleh. Kezia tersenyum kecil menatap laki-laki itu. Terlihat jelas bahwa laki-laki itu teramat senang, pancaran matanya sangat menunjukan kebahagiaan. “Al, ada waktu gak? Jalan yuk…” ajak Kezia hati-hati. Dengan cepat dan tanpa berfikir Alvin pun mengangguk cepat. “YUK! Kemana pun dan kapan pun bakal gue anter” ujar Alvin dengan nada semangat.
“Kezia!” terdengar pekikan dari sebelah Kezia, membuat gadis berambut hitam itu menoleh. Kezia tersenyum kecil menatap laki-laki itu. Terlihat jelas bahwa laki-laki itu teramat senang, pancaran matanya sangat menunjukan kebahagiaan. “Al, ada waktu gak? Jalan yuk…” ajak Kezia hati-hati. Dengan cepat dan tanpa berfikir Alvin pun mengangguk cepat. “YUK! Kemana pun dan kapan pun bakal gue anter” ujar Alvin dengan nada semangat.
Kezia hanya tersenyum kecil saat mendengar kegirangan yang ditonjolkan oleh sikap Alvin ini. ‘kalau dia tau yang sebenernya gimana ya?’
Kezia mengulurkan tangannya pada Alvin, memperintahkan Alvin untuk menggandengnya. Bukan karena apa-apa, agar Alvin menjadi enjoy dan tidak terlalu gugup saat bersamanya. Ini termasuk kali pertama Alvin sedekat ini pada Kezia, setelah hampir 1,5 tahun Alvin mengagumi Kezia dari jarak jauh.
Hampir perjalanan mencapai 1 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat makan, mereka pun sudah memesan makanan. Sungguh, Alvin benar-benar gugup berada sedekat ini dengan Kezia. “Al, sekarang lagi sibuk apa selain kuliah?” tanya Kezia basabasi. Alvin berusaha tersenyum seperti biasa, dan menghilangkan kegugupannya.
“lagi seneng main gitar aja, jadi kadang suka nge-band sama temen-temen. Lo?” Alvin balik bertanya. Ia ingin mengabadikan momen ini dalam hidupnya, jadi ia benar-benar ingin menciptakan suasana yang romantis. “gue juga, temen-temen lagi pada suka nge-dance, ya kalu sempet gue ikutan aja” jawab Kezia sambil tersenyum manis.
Hampir perjalanan mencapai 1 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat makan, mereka pun sudah memesan makanan. Sungguh, Alvin benar-benar gugup berada sedekat ini dengan Kezia. “Al, sekarang lagi sibuk apa selain kuliah?” tanya Kezia basabasi. Alvin berusaha tersenyum seperti biasa, dan menghilangkan kegugupannya.
“lagi seneng main gitar aja, jadi kadang suka nge-band sama temen-temen. Lo?” Alvin balik bertanya. Ia ingin mengabadikan momen ini dalam hidupnya, jadi ia benar-benar ingin menciptakan suasana yang romantis. “gue juga, temen-temen lagi pada suka nge-dance, ya kalu sempet gue ikutan aja” jawab Kezia sambil tersenyum manis.
“gilak ini cewek, manisnya kebangetan!” gumam Alvin dalam hati sambil terus memandang wajah Kezia. Kezia yang ditatap hanya tersipu malu.
***
Ini sudah hari ke tiga, mungkin sebentar lagi Kezia atau Alvin akan menyatakan perasaannya. Tapi jangan kira tidak ada kesal atas kedekatan mereka. Kezia dan Alvin sudah sangat terlihat dekat, bahkan yang tidak mengenalnya bisa berfikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih. “awas lo Kez!” umpat seorang gadis dari balik pohon.
Langkah nya digerakan lebih cepat dari sebelumnya, sepertinya ia sudah keluar dari persembunyiannya, kini ia berlari mengejar seseorang sambil dibelakangnya ada dua orang yang mengikutinya. “Christy… lo ngapain sih lari-lari” teriak Novi kesal. Christy sama sekali tidak menghiraukannya, ia terus berlari mencari seseorang.
“Alvin...” panggil Christy, saat ia sedang berada dikantin kampus bersama Kezia. Alvin menoleh kemudian tersenyum dan mengangkat kedua alisnya, seperti memberi pertanyaan ada ada apa.
“lo lagi deket sama dia, kok bisa? Bukannya dari dulu Kezia gak mau deket sama lo?” tanya Christy sambil menatap Kezia dengan sinis.
“lo lagi deket sama dia, kok bisa? Bukannya dari dulu Kezia gak mau deket sama lo?” tanya Christy sambil menatap Kezia dengan sinis.
Tiba-tiba terdengar suara nafas tergesa-gesa. “lo ngapain sih lari-lari? Capek tau gak!” omel teman Christy, Felly.
Christy tidak memperdulikan kedua temannya itu, ia segera menoleh lagi menatap Alvin. Menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Alvin.
Christy tidak memperdulikan kedua temannya itu, ia segera menoleh lagi menatap Alvin. Menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Alvin.
“ya itu dulu, gue rasa sekarang Kezia bakal buka hati buat gue. Gue gak peduli lah yang dulu” jawab Alvin kemudian sambil tersenyum menatap Kezia yang sedang memasang wajah takut. Ia takut Christy, akan membongkarnya.
“apa lo gak kepikiran, kalau lo lagi dijadiin bahan taruhan sama Kezia?” ucapan Christy berhasil membuat Felly, dan Novi membulatkan matanya. Bukan hanya mereka, Kezia pun sama. Rasanya ke-khawatirannya mulai menjadi. Christy apa-apaan sih, batin Novi kesal.
“jadi gini, kemaren itu kita main truth or dare. Nah Kezia pilih dare, terus dikasih tantangan buat macarin lo dalam waktu 3 hari selama 2 minggu” ucap Christy lagi. Alvin mengangkat kedua keningnya. Dia tidak mempercayai sama sekali ucapan Christy. “gak percaya? Fel, Nov, coba dong jelasin” ujar Christy pada kedua temannya.
“bener kaya gitu?” Alvin menatap Felly dan Novi secara bergantian, menunggu siapa yang akan membuka mulut terlebih dahulu. Tanpa suara mereka berdua pun mengangguk.
“bener Kez?” kini tatapan Alvin berpindah pada Kezia. Kezia mengangguk kecil. “maaf...” Alvin memukul meja kemudian segera pergi meninggalkan kantin tersebut. Felly dan Novi pun menatap Christy tajam. “kok lo gitu sih, bukannya ini tantangan dari lo?” Felly menatap Christy geram.
“emang bener. Terus kenapa?” Christy tetap saja memasang wajah tak bersalahnya. Kezia hanya diam berusaha menahan air matanya yang sudah meronta-ronta ingin dikeluarkan.
“emang bener. Terus kenapa?” Christy tetap saja memasang wajah tak bersalahnya. Kezia hanya diam berusaha menahan air matanya yang sudah meronta-ronta ingin dikeluarkan.
“elo yang suruh Kezia lakuin ini, dan lo juga yang bilang ke Alvin. Mau lo apasih?” bentak Novi kesal. Christy tersenyum miring. “mau gue? Lo mau tau mau gue? Mau gue lo gak bantuin Alvin lagi buat deketin ke Kezia, dan gue mau Alvin beci sama lo Kez” ucap Christy dengan nada tinggi. Sepertinya ia tidak rela kalau Alvin tetap mencintai Kezia, dan ternyata ini masalahnya?
“Ohh mau lo itu, mau gue lo pergi jauh-jauh dari hidup gue!” tiba-tiba seorang laki-laki datang, membuat mata sipit Christy membulat.
“A..Al..Vin?!?” Christy tak percaya dengan siapa yang ada dihadapannya sekarang.
Kezia sudah tidak sabar akan sikap sahabatnya itu kemudian berdiri. “gue gak sadar lho, hampir 5 tahun gue temenan sama orang licik kaya lo!” Kezia segera pergi meninggalkan kantin.
Kezia sudah tidak sabar akan sikap sahabatnya itu kemudian berdiri. “gue gak sadar lho, hampir 5 tahun gue temenan sama orang licik kaya lo!” Kezia segera pergi meninggalkan kantin.
“Keziaaa…” Felly dan Novi segera berlari mengejar Kezia yang sudah pergi terlebih dahulu.
Alvin menatap Christy tajam “gue gak nyangka ya, ternyata ada sahabat yang rela nyakitin sahabatnya sendiri” Alvin menunjuk wajah mungil Christy dengan telunjuknya. Membuat Christy sedikit tersentak.
“jangan pernah ganggu gue dan Kezia lagi!” bentaknya kemudian segera pergi meninggalkan Christy yang masih terbengong-bengong.
“jangan pernah ganggu gue dan Kezia lagi!” bentaknya kemudian segera pergi meninggalkan Christy yang masih terbengong-bengong.
***
Terlihat seorang gadis tengah duduk di keliling beberapa gadis lainnya, ia sibuk menyeka wajahnya yang sudah lebam dengan air mata. “asli ya gue gak percaya Christy kaya gitu” ujar Cherly yang terus berjalan mondar-mandir sambil bertolak pinggang. “dia yang kasih tantangan tapi dia yang bocorin. Dia naksir Alvin atau gimana sih?” ucap Steffy kemudian. Semua menatap kearah Ryn.
“kenapa pada ngeliatin gue? Mau tanya sama gue? Gue gak tau apa-apa, emang gue temen deketnya tapi gue gak pernah tau kalau dia selicik ini” ucap Ryn sinis. Yang lain tetap berusaha menenangkan Kezia yang saat ini tengah terisak kencang.
“Keziaaa..” terdengar jelas seorang laki-laki memanggil namanya, membuat Kezia diam sejenak kemudian menoleh. “maaf ya, aku percaya Christy gitu aja” kata laki-laki itu yang ternyata Alvin. Dengan cepat satu persatu temannya meninggalkan Kezia dan Alvin, membiarkan kedua manusia ini membicarakan hal yang harus dibicarakan.
“harusnya aku yang minta maaf, deketin kamu hanya karena permainan bodoh itu. Tapi—“
“harusnya aku yang minta maaf, deketin kamu hanya karena permainan bodoh itu. Tapi—“
“tapi kamu emang bener-bener suka sama aku kan?” tanya Alvin dengan tatapan penuh harapan, Kezia tersenyum kecut kemudian menepuk bahu Alvin. “sorry Al, yang suka sama lo itu Christy, bukan gue”
DUUAARRR!! Kini ucapan Kezia benar-benar membuat hatinya meledak-ledak tak karuan. Ia sakit hati, sakit sekali. Kenyataan yang begitu pahit.
“percayalah, apapun dan siapapun yang memang sudah ditakdirkan untukmu, ia akan datang dan menjadi milikmu selamanya”
“percayalah, apapun dan siapapun yang memang sudah ditakdirkan untukmu, ia akan datang dan menjadi milikmu selamanya”
-THE END-
No comments:
Post a Comment