BITTERSWEET TIRAMISU
Aku berjalan memasuki kafe kopi ini dengan tangan
memegang sekotak kue tiramisu, aku segera mengedarkan pandanganku untuk mencari
sahabatku. Sahabatku yang sudah hampir seminggu tak kutemui. “Alana.” Aku mendengar
suaranya memanggilku, dan aku segera menoleh ke sudut kafe. Aku segera berjalan
dengan sedikit cepat sambil tersenyum.
“long time no
see, Lan.” Kaia bangkit dari duduknya dan memelukku. Aku tersenyum dan
segera duduk di bangku yang kosong.
Mataku beralih pada kekasih sahabatku, Seno yang
tengah sibuk pada ponselnya. Selain Kaia, ternyata Seno juga menyukai
tiramisuku, kata Kaia.
"Sen, disapa dulu Lananya,” perintah Kaia membuat
Seno mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatapku. “Hallo, Lan,” ujarnya
singkat. Aku tersenyum tipis kemudian kembali menatap Kaia.
“Bagaimana perkembangkan kafe kue-mu, tiramisumu
menjadi yang terlaris, ‘kan?” Aku terkekeh pelan mendengar pertanyaan Kaia. Kafe
kecilku selalu saja menjadi topik pembahasan kami.
“Tiramisu selalu menjadi yang terbaik, Kai. Dimana
ada manis, akan ada sedikit pahit untuk pelengkap,” kataku sambil melirik
sedikit pada Seno. Rupanya, kekasih Kaia sejak tahun lalu itu tak pernah
tertarik dengan obrolan kami. Sejak Kaia mengenalkan kami, ia tak pernah ramah
padaku dihadapan Kaia.
“Kamu selalu mengibaratkan tiramisu sebagai
kehidupanmu.” Kaia membuka kotak tiramisuku. “Aku kan tidak memesan tiramisumu,
apa aku harus tetap membayar?” Lagi, aku melirik Seno yang kini sedikit melirik
padaku.
“Enggak perlu, Kai. Ini sebagai tanda aku
merindukanmu.” Kaia tersenyum, dan sekali lagi tangannya terulur dan memelukku.
“Aku ke toilet sebentar.”
Dan setelah Kaia meninggalkan aku bersama Seno, aku
menyeruput kopi tiramisu yang sudah dipesankan Kaia sebelumnya. Sambil menikmati aroma
kopi, aku merasakan sebuah genggaman hangat pada jemariku. Aku mengangkat
kepalaku dan menatap Seno dengan kedua alis terangkat.
“Terima kasih untuk tiramisu pesananku. Aku akan mencari waktu
yang tepat untuk menjelaskan hubungan kita pada Kaia.” Aku mengangguk, dan tak
menyangka bahwa aku akan menjadi kepahitan dalam hubungan manis Kaia bersama
Seno.
****
299 words.
Flashfiction
ini diikutkan dalam giveaway #FlashFictionYummyLit.
Foto
dari disini.
Untuk info lebih detail bisa cek kesini